ODOP, Kenapa sih?

Hari ini hari pertama ngODOP (Ngodop: istilah yang baru saja aku ciptakan sendiri. Maaf kalau ngasal. Hahaha). Yap, ngODOP adalah melakukan apa yang sudah dikomitmenkan ketika bergabung di ODOP (One Day One Post). Sebelumnya, mohon maaf ya Bang Syaiha... karena aku mendadak memunculkan istilah ini. Hehehe. Habisnya, nama ODOP mirip sama komunitas Qur'an terkece sejagad raya, ODOJ alias One Day One Juz. Dan, biasa kalau sesama member ODOJ ketemuan atau ngobrol, trus ditanyain, udah ngODOJ (Ngaji 1 juz) belum hari ini? So, biar makin kekinian kayaknya aku bakal pakai juga istilah ini di ODOP. Temen-temen udah ngODOP belum hari ini? *Semoga ODOPer lain nggak protes. Lah, ini bikin istilah lagi--ODOPer* Hahaha.

Ngomong-ngomong soal ODOP
--yang sempet bikin aku berpikir cari mati kemarin, di pekan pertama mulai program ini, Bang Syaiha ngasih kita tugas buat tulisan--selain harus nulis apa aja boleh tiap hari, "Kenapa Gabung ODOP?" Sebenarnya, tulisan ini nggak harus dibuat hari  pertama sih, yang penting di pekan pertama. Tapi, aku pribadi ngerasa, biar afdhol, kayaknya lebih enak di hari pertama kali ya... Biar makin nampol kalau besok banyak alasan buat nggak nulis. #TumbenSadar

ODOP, Kenapa sih? Kenapa harus ngabung ODOP? 

Iya juga sih, kenapa juga aku harus gabung ODOP? Bukannya malah jadi makin mumet, karena udah buuaaanyyyaakkk banget komunitas yang aku ikuti? Dan itu grup di Handphone udah nggak keitung lagi. Jumlahnya ampe nyaingin angka di kalender. *MenatapTragisKeHPSendiri

Walau grup udah bijibun banget--karena banyak grup yang beranak pinak, dan rasanya nggak bakal terkontrol semua--paling cuma scroll-scroll aja, entah kenapa, waktu baca blog Bang Syaiha dan dikasih tahu ada pembukaan ODOP batch 2, aku langsung tertarik untuk daftar. Ya. sekali lagi aku katakan TERTARIK. Kenapa? Karena, selama ini aku paling nggak bisa ngerjain dealine sendirian. Terbukti, berapa banyakpun aku buat deadline untuk diri sendiri, ujung-ujungnya pasti molor. Entar lagi, entar lagi. Kenapa? Satu, emang dasarnya males. Kedua, nggak ada yang ngomporin. Ketiga, ngerasa biasa aja (Nggak bersalah kalau dilanggar) toh nggak ada yang tahu. Keempat, pokoknya semua alasan yang selalu entar aja, entar aja. Nggak ada idelah, baad mood lah. De El El.

Terbukti, dan melirik dari target kegiatanku sebelumnya, yaitu keinginan untuk ngaji satu hari satu juz. Terpatri dalam hati udah luaamaa banget. Tapi yang tercapai???? Ah sudahlah #MerasaTragis. Kalau sehari satu juz, dan berarti itu seminggu tujuh juz, maka dengan membuat target seorang diri--tanpa kontrol, aku hanya berhasil 3-4 juz seminggu. Ya, kadang ada sih, yang 7 juz, tapi itu juaarang banget. Paling banter, 6 juz. So, ketika kawan dulu, di 2013 ngajakin gabung ODOJ, aku langsung mau. Walaupun dalam otak berpikir, "Emang kenapa sih mau ngaji aja pake bikin grup segala? Pake lapor pula? Kan nanti riya', jadi nggak ikhlas." Namun, demi memenuhi rasa penasaran, akhirnya aku gabung di ODOJ. Daaaaaan... Yeay! Alhamdulillah... sekarang istiqomah ngODOJ-nya. Dan kekhawatiranku soal "takut nggak ikhlas, riya' atau sejenisnya," alhamdulillah sudah ada jawabannya. :)

Kalau ada yang penasaran, gabung di ODOJ aja #PromosiTerselubung

So, berkaca dari ini semua, maka aku memutuskan untuk ikutan ODOP. Biar istiqomah dan memperluas ukhuwah tentunya. Makin banyak kenal orang, makin banyak peluang yang didapat. Entah itu peluang menerima, ataupun peluang untuk memberi.

Dan, aku pribadi berterima kasih banget sama Bang Syaiha karena sudah buat program seperti ini. Karena secara tidak langsung, kampanye menulis. Menulis adalah suatu kebiasan yang baik, maka kebiasaan baik perlu dikampanyekan. Agar orang tahu, dan akhirnya mau.

Hmmm... jadi tertarik bahas kampanye nih. Next time deh, ditulis tentang kampanye, in syaa Allah. :) 

Udah gitu aja tentang "ODOP, Kenapa sih?" 

Semoga aku bisa menyelesaikan tantangan ini hingga akhir, dan semakin semangat berbagi kebaikan. Aamiin.

#OneDayOnePost

#Hari1