Jumat, 28 Oktober 2016

Sarapan Anti Mainstream ala Cici

Ceritanya kemarin aku bikin lontong buat sarapan. Nah, karena pagi ini lontongnya masih ada sisa, tapi gulainya udah habis, maka aku manfaatkan saja apa yang ada. Ya ini dia... Si bubur kacang ijo--yang belum naik haji--yang jadi sasaran.

FYI, ini bubur kacang ijo yang aku buat sore semalam, jadi karena masih ada sisa juga, aku masukin kulkas, maka bertemulah si bubur dengan lontong di dalam kulkas. Tapi mereka nggak deket-deketan apalagi pegang-pegangan, soalnya bukan muhrim. *Ini sebenarnya cerita apa sih?* #PembacaKezel

Oke, back to lontong dan kacang ijo. Karena 3 hari kemarin, aku udah rajin tiap hari bikin sarapan ini itu #uhuk maka wajar dong, kalau pagi ini pengen rada nyantai, kebetulan cuaca juga mendukung untuk mager-mageran (red: malas gerak), cuacanya dingin-dingin manja. Dikarenakan semua kondisi yang cukup mendukung itu, jadilah tercetus ide kreatif (atau mungkin aneh) ini, mengawinkan lontong dan bubur kacang ijo yang dari tadi malem udah lirik-lirikan di dalam kulkas. Tapi, kisah cinta mereka terhalang karena tidak ada yang merestui. Hiks. So, berhubung aku pengertian, maka aku kawinkan saja mereka. Aku baik, kan teman-teman? *kedip*

Nah jadilah seperti ini mereka sekarang. Eh, jadilah seperti ini mereka tadi sebelum aku makan, karena sekarang udah habis. Hahaha.



Penasaran sama rasanya? Kebayang? Kalau belum kebayang, sini aku bantuin.
Jadi, hasil perkawaninan antara lontong dan bubur kacang ijo--yang belum naik haji--ini, rasanya "not bad" alias tidak buruk. Rasanya cukup enak untuk kategori bisa dimakan, tapi mungkin nggak bikin ketagihan. Hahaha. Standarlah untuk ganjel perut yang lapar. Untung kacang ijo nya enak. :D

Kenapa rasanya "not bad"? Karena, masing-masing punya rasanya sendiri, hanya saja mereka agak sulit untuk bersatu. Etapi, pas tadi tinggal beberapa sendokan terakhir, aku coba penyetin dulu lontongnya (jadi kayak nasi lembek untuk bayi), terus agak diaduk-aduk sama kuah buburnya, ternyata rasanya lebih enak daripada langsung dimakan. Mungkin karena mereka mulai bersatu. Hihi.

So, kesimpulan aku adalah, lontong bubur kacang ijo ini mungkin bukan ide terbaik untuk memanjakan lidah, tapi bisa dijadikan alternatif untuk sarapan/cemilan anti mainstream di rumah. :D

Selamat mencoba!

Terima Kasih sudah membaca tulisan absurd pagi ini. :v

-Cici Putri-

12 komentar:

  1. Kasih selai strobery dan remahan wafer tango, pasti jadi semakin unik hahhaha... jgn lula irisan pisang dan mangga biar lbh sehat

    BalasHapus
  2. Hahahha... Suka dengan gayanya mba Cici.
    Tp memang bisa kok kacang ijo dijadikan sayur. Biasanya di campur bayam.
    Dengan melihat gaya penampilan pengantin baru itu (lontong dan kacang ijo), Na bisa membayangkan rasanya, mba.
    Top.. Keren. 👏👏👏

    BalasHapus
  3. Nanti malem saya tidur lebih cepet ah, supaya bisa bangun pagi buat beli nasi uduk

    BalasHapus
  4. Nanti malem saya tidur lebih cepet ah, supaya bisa bangun pagi buat beli nasi uduk

    BalasHapus
  5. Hhiii... Mbak ci penyuka kuliner ekstrim sepertinya...

    BalasHapus
  6. ini mah makanan madura.. yg ga ada di pasaran..

    BalasHapus